Selasa, 27 Februari 2018

KELUARGA SUPARLAN



CERITA Hidup Ku BERSAMA Keluarga


Cahaya rembulan tampak begitu cerah dihiasi bintang – bintang yang berkilauan.  Aku bersama keluarga menikmati malam itu di sebuah halaman.  Kami bercanda dan bergurau seolah- olah kami adalah keluarga yang paling bahagia di dunia ini. Aku bangga menjadi bagian keluarga ini. Aku bersyukur kepada Allah SWT telah melahirkan ku di keluarga yang sangat menyayangi ku dengan sepenuh hati. Keluarga ku adalah inspirasi dalam hidup ku. Mereka sangat mendukung  sesuatu yang ingin aku capai. Semangat ku semakin berkobar untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri. Cita – cita itu sudah di depan mata ku ketika  kedua orang tua ku  telah mengizikan aku untuk pergi merantau. Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim. Oleh karena itu aku bertekad  dan sungguh-sungguh agar aku menjadi anak yang  dapat dibanggakan kedua orang tua. 
Ayah  berkerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Beliau seorang petani, kesehariannya pergi ke kebun merawat dan menjaga tanaman agar tetap tumbuh dan berbuah dengan baik. Rasa lelah dan letih tak dikenal oleh beliau. Padahal terlihat dengan jelas bahwa ayah  begitu lelah dan letih, namun beliau tak pernah berkata lelah atau menyerah. Kini umurnya semakin tua, tak mungkin keluarga ku masih seperti ini. Aku harus merubahnya dengan belajar dengan tekun esok aku yang membahagiakan mereka. Tak rela rasanya hati ku melihat ayah membanting tulang dengan umur yang begitu tua. Ayah engkau adalah inspiratif dalam hidup ku. Aku berjanji akan membahagiakan ayah dan ibu. Memang sekarang aku yang selalu meminta, namun esok aku yang akan memberi. Saat aku duduk di bangku SMA, di sekolah terbaik di kecamatan itu. Beban ayah semakin bertambah. Setiap bulan ayah harus memberi uang kepada ku untuk biaya hidup dan kebutuhan lainnya. Sehingga ayah berjualan sayuran dan buah-buahan, namun tak mendapatkan hasil atau rugi. Sejak itu ayah tak berjualan lagi, beliau lebih memilih untuk bertani saja.  Akhirnya semangat ayah untuk bertani membuahkan hasil. Cukup untuk membiayai aku sekolah di kecamatan lain. Kepercayaan itu aku jaga agar aku dapat mencetak prestasi di sekolah. Semua terwujub berkat kesungguhan ku.
Dulu dua minggu sekali aku pulang kerumah, tetapi tidak pasti dua minggu terkadanng dua sampai tiga bulan aku tak pulang. Lama perjalanan ku sekitar 2 jam untuk sampai di rumah. Sesampai di rumah aku bergegas untuk membantu ibu di dapur, di kebun, bercocok tanam dan lain sebagainya.  Aku pun sering membantu pekerjaan ayah, walaupun pekerjaan itu berat tapi aku tetap semangat. Demi meringankan beban ayah. Tak heran jika orang menyebutku “ anak lanang” karena pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh anak laki-laki namun dikerjakan oleh perempuan.  Tetapi, aku tidak menghiraukan perkataan orang tersebut. Justru aku merasa bahagia bisa membantu ayah di kebun. Walaupun pekerjaan itu sangat berat tetapi aku merasa ringan. Tak ku biarkan ayah kelelahan dan sendirian di kebun. Sungguh aku bahagia biasa membuat suasana ayah di kebun yang sepi menjadi ramai. Karena keberadaan ku yang selalu mengajak berbicara saat ayah sedang memanen buah. Semua hinaan orang  aku anggap seperti angin lewat saja, karena bukan mereka yang merasakan, tetapi aku! Aku yang merasa bahagia saat membantu ayah. Dahulu ayah ku seorang pembisnis kayu yang sukses. Tetapi ayah sering ditipu oleh karyawannya. Sehingga bisnisnya menjadi bangkrut. Ayah terlalu baik menyikapi karyawannya. Padahal mereka adalah penipu.  Karena uang ayah habis dan ayah tak mempunyai modal lagi. Kemudian ayah beralih menjadi petani.  Bertani merupakan aktivitas yang dilakukuan oleh seseorang di kebun untuk merawat dan menghasilkan tanaman yang mereka tanam. Penghasilan yang beliau terima hanya mencukupi kebutuhan sehari- hari. Namun kami selalu bersyukur karena Allah masih memberi rezeki lain. Kami masih bisa melihat, mendengar dan menghirup udara dengan bebas. Itu suatu kenikmatan yang amat besar yang telah  Allah berikan kepada kami.
Masa kecil ku, ketika itu aku selalu ikut kedua orang tua ku untuk pergi ke kebun. Aku bermain – main di sana. Saat itu aku mulai mengukir cita-cita. Ku ukir seindah memandang langit yang terbentang sangat luas. Di tengah ilalang yang begitu luas aku mulai melihat keindahan  alam yang begitu mempesona. Akankah aku tetap bisa menjaganya ? hal ini menjadi inspiratif agar aku memikirkan hutan Indonesia yang pantas untuk kita jaga. Tak ku duga tiba-tiba langit yang begitu cerah berganti menjadi mendung.  Hujan pun turun begitu  deras membasahi kami yang berada di bentangan kebun yang luas. Melawan dinginnya air hujan, aku bersama kedua orang tua ku duduk di sebuah gubuk kecil yang telah ayah buat untuk kami beristrahat. Sungguh saat seperti itu tak hanya sekali kami alami namun berkali-kali. Sedih rasanya kenapa aku tak seperti mereka yang cukup di rumah saja dengan mainan yang banyak. Kenapa aku harus ikut pergi ke kebun bersama ayah dan ibu ku. Semua itu baru terasa dengan kemandirian dan keberanian ku menghadapi suatu pekerjaan di sekolah, lingkungan teman dan masyarakat. Aku bangga dengan kedua orang tua ku. Allah telah menyimpan hikmah yang amat besar dibalik kesusahan ku itu. Tanpa pengalaman seseorang tak berani melakukan  banyak hal. Oleh karena itu pengalaman sangat penting untuk dilalui.
Ibu ku seorang ibu rumah tangga. Pekerjaannya mengurusi kedua adik ku yang masih kecil. Setiap hari mereka pergi kesekolah. Jam masuk yang berbeda menyebabkan ibu harus bolak-balik mengantar mereka. Beliau juga sering membantu ayah ke kebun jika tugas mengantar dan menjemput adik ku telah selesai. Terkadang hari pekan ibu manfaatkan untuk  membersikan pekarangan rumah. Ibu sangat rajin merawat lingkungan rumah. Dulu ibu pernah mengalami kesakitan di pinggangnya. Setiap kali ibu duduk dan akan berdiri beliau sangat merasakan kesakitan yang amat mendalam. Sedih hati ku ini saat itu. Sampai- sampai tak rela jika aku tak pulang kerumah setiap hari sabtu. Di hari itu aku mencuci pakaian yang telah dipakai selama satu minggu. Aku sedih melihat ibu terus kesakitan. Selama enam bulan itu ibu terus sakit. Obat yang dimakan pun tak mampu membuatnya sembuh. Beliau merasakan obat tersebut malah membuatn sakitnya semakin parah. Suatu ketika aku menanyakan tentang penyakit ibu kepada seseorang ahli dalam obat herbal. Aku pun diberikan saran untuk mencarikan akar alang-alang. Kemudian direbus dengan lima gelas dan disisakan tiga gelas. Sebaiknya diminum tiga kali sehari. Namun aku selalu lupa, di rumah aku selalu sibuk mengerjakan pekerjaan rumah. Suatu ketika ibu benar-benar meminta tolong pada ku agar membantu beliau berdiri. Aku sungguh sedih, tak rela jika ibu diberikan kesakitan ini. Sore itu aku pergi ke lapangan sepak bola di belakang rumah ku dengan membawa parang,. Kedua  Adik ku ikut bersama ku untuk mengambil akar alang-alang tersebut. Sebelum mencabut alang- alang aku berdoa kepada Allah agar segera Allah temukan obat untuk ibu ku. Aku memohon jika ini yang terbaik mohon sembuhkan penyakit ibu ya Allah. Jikalau Engkau mengizikan jadikan akar alang-alang ini sebagai perantara obat dari Mu untuk ibu ku. Tak lama kemudian aku mencabutnya. Sesampai di rumah segera aku cuci akar tersebut dengan bersih. Kemudian aku rebus dengan lima gelas air. Setelah dingin aku beriakan segelas rebusan akar alang-alang itu kepada ibu ku. Dan kubacakan doa memohon kepada Allah agar di berikan kesembukan. Pagi harinya tiba- tiba aku mengatakan kepada  ibu bahwa tidak usah minum obat itu lagi. Coba rutinkan minum air akar alang-alang ini. Akhirnya  ibu mengembalikan obat yang belum diminum kepada penjualnya. Satu minggu kemudian aku tanyakan kepada ibu tentang keadaannya sekarang setelah meminum air tersebut. Ibu pun menjawab bahwa kondisinya semakin membaik. Bahagianya  aku mendengar keadaan ibu yang semakin membaik. Sungguh saat ibu sakit aku sangat merasa takut. Aku takut ibu sakit disebabkan oleh ku. Shalat  lima waktu yang ditunda-tunda bahkan aku lalai ya Allah. Ataukah perbuatan ku yang kurang baik. Perasaan itu selalu menghantuhi dalam pikiran ku.
Malam semakin larut,  suara jangkrik begitu keras sampai serasa risih mendengarkannya. Suara katak yang bersahutan di kolam bawah rumah pun, tak mau kalah. Seorang gadis kecil duduk di depan pintu menunggu kedatangan seorang ibu, ayah, dan adik. Ia adalah kakak ku. Setiap kami pergi ke kebun ia tidak ikut, karena ia sudah duduk di bangku SD. Sehingga ia harus pergi ke sekolah setiap hari. Melihat raut wajahnya yang begitu sedih, aku hampiri ia,  Lalu berkata; “ mbak lagi apa di sini ? “ kata ku dengan lirih.
Ia menjawab; “ lama sekali pulangnya dik ? dengan nada sedih.
Aku begitu menyayangi kakak ku walaupun ia sering marah pada ku. Wajar saja aku sering berbuat kesalahan. Ia adalah inspiratif hidup ku. Kakak yang cerdas nan bijaksana kini tidak tercapai semua keinginannya untuk kuliah. Aku sedih “ mengapa ia tak bisa kuliah? Mengapa  tidak Engkau kabulkan cita-citanya ? Mengapa ya Allah ?
Kini Engkau menakdirkan yang ia tidak suka waktu itu. Tetapi aku selalu berdoa untuknya agar selalu diselimuti kebahagiaan dalam hidup. Kegagalan ia dalam mencapai cita-citanya membuat ku maju untuk memperjuangkan martabat keluarga ku. Memajukan dan merubah kehidupan keluarga agar lebih baik. Tidak buta akan pendidikan dan tidak buta dari ilmu pengetahuan yang berkembang dengan pesat. Kegagalan itu ku jadikan motivasi untuk menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor. Siang dan malam selalu terbayang kata beliau bahwa terus jalani apa yang telah Allah takdirkan pada mu. Seseorang yang menanam tak pasti memanen buah yang baik. Oleh karena itu bersabar dengan apa yang engkau dapat sekarang. Suatu saat nanti kamu pasti akan memanen buah yang baik.
Aku anak ke dua dari empat bersaudara. Oleh karena itu aku menjadi tumpuan buat adik-adik ku. Seharusnya kakak yang menjadi tumpuan bagi kami. Kegagalan meraih cita-citanya membuat ku harus maju. Untuk memperbaiki kegagalan tersebut. Kini aku harus menjadi kakak yang bermanfaat dan memberi contoh yang lebih baik. Adik-adik ku adalah inspiratif ku. Mereka adalah permata dunia untuk masa depan Indonesa lebik baik.  Sehingga aku wajib membawa mereka ke pendidikan yang lebih tinggi. Agar kami melaksanakan tugas sebagai khalifah di dunia ini. Menuntut ilmu telah Allah perintahkan. Kewajiban sebagai manusia pun harus di laksanakan. Beribadah dan mengharap ridho Allah agar kami bahagia di dunia dan di akhirat kelak. Adik-adik ku butuh contoh yang baik. Oleh karena itu aku, aku yang akan menjadi contoh yang baik untuk mereka. Kesungguhan ku dalam menuntut ilmu di sini untuk mereka. Mereka yang akan mengikuti langkah kesuksesan ku. Begitu pula kebanggaan orang tua akan prestasi dan pengalaman ku semasa kuliah akan ku persembahkan nanti saat waktunya tiba. Aku ingin adik-adik ku nanti menjadi orang-orang yang sukses. Maka aku sebagai kakak harus berjuang lebih keras lagi demi mereka. Agar mereka mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman ini.
   Saat aku sedang duduk di bangku SMA. Ketika itu aku menjadi seseorang yang penakut. Takut jika berada di depan, untuk menyampaikan sebuah pendapat. Takut jika tidak belajar, karena kakak selalu memarahi ku. Dulu aku Tiada hari tanpa belajar. Semua terasa sangat berat namun pada akhirnya menghasikan sesuatu yang membanggakan. Aku selalu mendapatkan juara pertama di kelas. Rasa takut ku  padanya, kini mengandung hikmah yang begitu amat besar. Aku rindu seorang inspirator  itu. Rasa bangga, rasa bahagia, dan percaya diri tertanam dalam jiwa ku. Aku bangga dengan kakak ku. Ia selalu mengajari ku bukan hanya dalam hal akademik. Suatu hari aku bersama ibu ku sedang berada di dapur. Ketika itu ibu sedang memasak sementara kakak ku sedang bersekolah. Ibu bercerita bahwa kakak ku sangat pandai memasak tanpa harus ibu ajari. Aku ingin sepertinya , tapi aku tak pernah mencoba. Waktu demi waktu telah aku lewati bersama kakak ku di sebuah kosan. Di sana lah tempat kami berbagi pengetahuan. Akhirnya kelas sebelas aku telah pandai memasak. Berawal dari belajar menumbuk cabai dan memarut kelapa. Walaupun rasa dan bentuknya tak sesuai. Aku tetap bejuang untuk belajar memasak. Tak letih kakak ku mengajari ku pagi dan sore. Saat itu kakak meminta ku untuk memperhatikan. Akhirnya aku berhasil aku bisa memasak. Namun tidak secepat itu, banyak sekali rintangan yang membuat ku semakin penasaran akan indahnya berpetualang di dunia dapur. Semua berawal dari keinginan yang begitu mendalam. Sungguh- sungguh dalam melakukan sesuatu yang kita inginkan pasti akan membuahkan hasil yang diharapkan. Tetapi tak secepat waktu yang kita inginkan. Percaya bahwa Allah SWT akan mengabulkan jika kita berusaha.
   Aku adalah seseorang yang butuh inspirasi dalam hidup. Tanpa inspirasi hidup ku mati. Aku sangat butuh seorang inspirator yang baik. Seperti mereka yang telah membahagiakan dan mendorong ku untuk lebih maju. Mereka adalah keluarga ku. Keluarga yang sangat aku sayangi dan aku cintai. Inspirasi itu tidak hanya berbentuk kelembutan dan kasih sayang . melainkan juga berbentuk ancaman. Ancaman itu aku jadikan motivasi untuk terus melangkah menuju kedepan. Menjadi yang terbaik untuk keluarga dan negara. Menjadi yang terbaik bukan suatu hal yang mudah bagi ku. Seperti halnya nilai yang buruk membuat ku lemah. Aku  merasa tak mampu melakukan atau memenuhi syarat tersebut. Jika  aku menyerah maka aku tak akan tahu  di mana kekurangan ku. Jika  aku berhenti di sini itu suatu hal yang amat bodoh. Hidup di dunia memang harus terus kita jalani, ada kegagalan dan selalu berakhir dengan kesuksesan. Semua ketidaktahuan ku bukan akhir segalanya tetapi akan ku jadikan semangat baru untuk menjadi lebih baik. Terus mencari dan bertawakal untuk mencapai hidup bahagia. Aku  harus maju, jangan jadikan yang buruk itu untuk merusak yang lain. Hingga kini aku seperti lebah yang selalu mencari bunga. Terus mencari bunga untuk bertahan hidup. Madu yang baik itu akn terus dicari untuk melengkapi nutrisi dalam tubuh. Begitupun aku yang terus berjuang untuk bertahan hidup dan beradaptasi di sini. Kehidupan keluarga akan semakin cerah atas pengalaman dan pekerjaan ku. Pendidikan yang tinggi akan membawa saudara ku mengenal ilmu pengetahuan yang belum pernah mereka ketahui. Aku akan berbagi tentang pengalaman ku kepada saudara-saudara ku. Kewajiban itu aku jadikan semangat hidup dalam mencapai cita-cita. Kegagalan dalam ujian bukan suatu hal yang harus kita takuti.Tetapi dengan kegagalan itu kita dapat menjadikan motivasi  untuk lebih baik dari kemarin.
   Kini aku adalah seorang mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Beliau mengenalkan IPB kepada ku. Banyak hal yang beliau sampaikan salah satunya, yaitu  beliau mengatakan bahwa  IPB adalah universitas terbaik di Asia, terkenal di mancanegara. Mendapat urutan ke empat dari banyaknya negara dalam bidang pertanian. Beliau adalah guru ku yang mendukung ku untuk kuliah di IPB. Tiba waktunya pendaftaran SNMPTN. Tanpa keraguan aku memilih IPB sebagai universitas yang pertama. Adapun prodi yang aku pilih yaitu yang pertama Fakultas Kedokteran Hewan dan yang ke dua Fakultas Kehutanan departemen Teknologoi Hasil Hutan. Waktu terus berlalu membawa ku untuk siap menghadapi pengalaman baru. Aku ingin masuk di Fakultas Kedokteran Hewan. Jikalau aku tak dapat masuk di fakultas itu aku harus masuk di IPB.  Sempat bingung fakultas apa yang banyak peluangnya untuk kami yang berasal dari desa. Akhirnya aku memilih Fakultas Kehutanan Departemen Teknologi Hasil Hutan. Fakultas ini di usulkan oleh salah satu guru ku yang juga mendukung ku untuk kuliah di IPB. Beliau mengatakan yang penting kamu masuk dulu di IPB masalah jurusan nanti, pasti kamu akan menyukainya. Aku semakin yakin bahwa IPB adalah universitas terbaik dan aku harus berada di sana untuk menempuh S1. Sambil menunggu pengumuman aku mendaftar Politeknik seluruh Indonesia  dan SBMPTN. Suatu ketika, sepulang dari mendaftar ayah menjemput ku. Beliau mengatakan  tidak usah daftar di mana- mana, ayah yakin bahwa aku pasti masuk di IPB. Keyakinan beliau membuat aku semakin percaya diri dan bersemangat untuk siap menuju ke Bogor.  Sebelum pengumuman aku selalu berdoa ke pada Allah SWT agar memberi yang terbaik di antara fakultas yang aku pilih. Pengumumna akan diumumukan pada pukul 12.00 am. Hati ini semakin berdebar, namun telah aku lapangkan hati ini untuk menerima takdir yang Allah berikan kepada ku. Jantung ini semakin berdebar dengan kencang menunggu hasil pengumuman. Detik demi detik telah berlalu kini tiba waktunya. Sementara aku masih takut “ siapkah aku melihatnya ? “
Akhirnya aku beranikan diri untuk membuka pengumuman itu.  Proses itu tak berjalan dengan mudah. Faktor jaringan membuat ku sulit untuk menghubungkan ke internet. Namun aku tetap bersabar, maklumlah di desa. Setelah lama kemudian aku berhasil membukanya. Ku lihat tampilan yang berwarna hijau dengan kata –kata “ Selamat Anda dinyatakan Lulus SNMPTN 2014 di INSTITUT PERTANIAN BOGOR ( IPB ) “                                                                                                                                    Rasa bahagia yang begitu mendalam ku peluk ibu sambil berkata “mama aku masuk di IPB. “ Tiba-tiab-tiba ibu menangis “ kenapa mama menangis.” Kata ku ( ibu tidak menjawab). Beliau menangis terisak-isak seoalah tak rela jika anaknya akan jauh darinya. Lalu ku bacakan isi pengumuman tersebut.

No pendaftaran : 4140210624
Nama Siswa       : NEVI VENI RIANTIN
Asal Sekolah      : SMAN 1 SUNGAI LILIN, KAB MUSI BANYU ASIN
Program Studi     : TEKNOLOGI HASIL HUTAN
Fakultas  : KEHUTANAN
Ketika itu ibu berkata; “lho nduk mama kira kamu masuk Fakultas Kedokteran Hewan , ya Allah” sambil menangis.
“Kenapa ma?”sahut ku
Ibu tidak menjawab. Ku tanyakan kembali ;“ Lalu bagaimana ma? Berangkat atau tidak ?” aku semakin bingung dengan tangisan ibu. Tak lama kemudian ibu menjawab.
“ Iya mungkin ini yang terbaik buat kamu nduk mama sudah berdoa suapaya kamu diberikan yang terbaik, ternyata Allah menakdirkan ini.” Sambil menangis
Pada waktu itu ibu sedang makan siang , sampai- sampai beliau tunda makannya dan meletakkan piringnya di lantai. Beliau terus menangis, tangisan ibu semakin membuat aku bingung.
Aku pun berkata; “ Iya ma , sudah jangan menangis untuk sukses tidak harus jadi dokter kan? Berikan kepercayaan kepada ku agar aku semakin yakin untuk menempuh S1 Fakultas Kehutanan  di IPB. “ dengan menundukkan kepala.
Kemudian ibu menjawab ; “ Iya berangkat nduk, mama selalu berdoa semoga Allah selalu meridhoi kamu, jangan nakal jangan buat orang tua kecewa. “ menasihati ku.
Hari semakin petang aku menunggu ayah pulang dari kebun. Bersama ibu aku menyiapkan makan malam untuk keluarga. Ayah pasti sangat lelah sehingga aku harus segera menyiapkan makanan di meja makan. Lama sekali ayah datang. Saat itu ibu memberi kabar saudaranya bahwa aku lulus SNMPTN di Institut Pertanian bogor (IPB). Saudara ibu merasa bahagia dengan keberhasilan ku. Mereka mendukung ku untuk kuliah di sini. Nasihat juga mereka  sampaikan kepada ku. Amanah itu harus aku jaga agar aku tak mengecewakan kedua orang tua ku. Dalam hati ini sudah terbesit bahwa aku harus menjadi  lebih baik. Akan ku buang semua hal buruk dan ku jadikan pelajaran hidup. Tak lama kemudian ayah datang. Segera aku sampaikan kabar yang tidak benar bahwa aku tidak lulus SNMPTN. Beliau hanya tersenyum manis seolah beliau tau bahwa aku sedang berbohong. Beliau berkata : “ Masak tidak lulus? “ dengan senyuman.
Tiba tiba aku tertawa ;“ Hahahahahhaha!!! “ dengan penuh bahagia. “ Iya aku lulus masuk Institut Pertanian Bogor pak, hehehe “ dengan penuh gembira.
Ayah menjawab ; “ Bapak sudah tau kalau kamu bakalan masuk di IPB, dari awal kan bapak kan sudah bilang tidak usah daftar-daftar lagi” dengan penuh bangga.
“ Tapi, aku masuk di Fakultas Kehutanan pak “ agak kecewa.
“ lho katanya daftar dikedokteran “ terkejut.
“ Iya , aku masuk diprodi ke dua pak “ dengan sedih.
“ iya sudah tidak apa –apa, kapan mau berangkat ke Bogor ? “ sahut ayah.
“ ???? “ bingung
Rasa bangga kedua orang tua ku ada terselip sedikit harapan yang tak terwujud. Mereka menginginkan aku masuk di Fakultas Kedokteran Hewan. Tapi Allah menakdirkan lain. Aku tetap bersyukur karena aku lulus SNMPTN , sementara sahabat-sahabat ku tidak lulus. Rasa kasihan terbesit dalam hati ku. Namun kegagalan mereka pula akan ku jadikan motivasi untuk  berjuang di tanah rantau. Pulang nanti akan ku ceritakan semua pengalaman ku di IPB. Akan ku bagikan ilmu pengetahun yang aku dapatkan di sini. namun takkan ku ceritakan kesedihan yang menerpa ku karena sering kecewa dengan nilai yang dihasilkan. Di samping itu juga aku mampu mendapatkan nilai yang tinggi dimata kuliah yang lain. Tetap semangat pasti Allah akan memberi jalan yang terbaik. Aku selalu menanamkan keyakinan dalam hati bahwa Allah telah menakdirkan ku berada di sini pasti Allah aka memberi jalan. Ketika aku berjumpa dengan kesulitan. Allah pula lah yang akan melancarkan perjalanan ku untuk menempuh S1 ini. Terimakasih ayah, ibu, kakak, adik-adik ku, guru dan sahabat ku yang telah mendukung ku untuk kuliah di IPB.
 Bertahan di tanah rantau seorang wanita itu besar risikonya. Oleh karena itu aku harus selalu mengingat amanah ibu dan ayah. Agar tetap menjaga harga diri ku dan keluarga. Bukan hanya harga diri tetapi harus mampu menjaga tubuh agar tidak rusak oleh keburukkan.
Bogor adalah kota hujan. Kota yang sering sekali turun hujan. Bahkan saat kemarau di Indonesia Bogor tetap hujan. Oleh karena itu, bagi mahasiswa Institut Pertanian Bogor membawa payung saat kuliah itu hukumnya wajib. Hujan turun tidak terduga membuat kami sadar akan pentingnya payung. IPB menyediakan asrama bagi mahasiswa baru bertujuan untuk saling mengenal satu sama lain karena kita semua berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Mempermudah kita untuk bertempat tinggal dan letaknya yang tak begitu jauh dari tempat kuliah. Walaupun kami tinggal di gedung A5, kami tetap bersemangat. Gedung A5 letaknya cukup jauh dari CCR. Butuh waktu 15 menit untuk sampai di CCR. Setiap hari kami berjalan menuju kesana. Terkadang kami pergi naik sepeda jika tempat peminjaman sepeda sudah dibuka. Namun jarang kami lakukan karena kuliah masuk pukul 07:00 sementara tempat peminjaman sepeda buka pukul 08:00. Semua itu tidak menjadikan kami lemah atau tak bersemangat. Kami  tetap bersemangat berjalan setiap hari. Bersyukur karena masih diberikan kemampuan berjalan oleh Allah SWT. Ku jalani hidup ini dengan penuh keikhlasan, walaupun terkadang aku selalu merasa tidak nyaman dengan teman sekamar. Tetapi  aku harus tetap bertahan di sini demi adik –adik ku yang akan menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Kegiatan di IPB ini yang aku sukai yaitu ketika menghadiri seminar orang –orang hebat. Minggu itu aku menghadiri seminar Extravaganza di Auditorium rektorat A.H. Nasution. Banyak hal yang aku dapatkan di sana. Mempunyai jwa pembisnis itu dapat berawal dari hobi dan kesederhanaan seseorang. Pada waktu itu motivatornya berhasil dalam ekspor ikan hias keluar negeri. Dengan penghasilan yang begitu besar sampai- sampai beliau mempunyai dua mobil dan tiga apartemen. Sungguh Allah maha pemberi. Motivator berikutnya yaitu hobi bermain game sehingga beliau mengumpulkan  orang-orang yang hobi bermain  game. Di sini lah beliau mempunyai ide untuk membuat kelompok game . mereka membuat game dan menjualnya untuk memperoleh penghasilan. Kesungguhan mereka dalam menjalankan bisnis itu menghasikan sesuatu hasil yang amat besar. Getar hati ku, serasa ingin segera menemukan takdir yang terbaik untuk ku. Agar aku tahu mau jadi apa sebenarnya diriku ini. Sekarang aku sedang mencari dan berusaha untuk bisa menjadi orang-orang hebat seperti mereka.  Sungguh di IPB ini banyak orang-orang hebat yang patut di contoh.
   Saat aku kuliah mata pelajaran pendidikan agama islam. Jiwa ini begitu amat tenang seolah sedang berada dalam pangkuan pencipta. Aku mengagumi dosen yang bernama bapak Achmad. Beliau amat patut di contoh, baik keluarganya maupun perilakunya. Sungguh aku ingin memiliki saudara- saudara yang hebat seperti mereka. Keinginan ku untuk menghadiri pengajian beliau belum tercapai. Karena aku kuliah pagi. Sehingga tak pernah sempat untuk menghadiri pengajian beliau. Semoga kelak aku memiliki keluarga baru dan keluarga ku sekarang menjadi seperti keluarga beliau. Semua anaknya menjadi orang yang hebat. Aku ingin seperti mereka yang meneruskan kuliah S2 dan S3 di luar Negeri. Bagaimana agar aku bisa seperti  mereka?

... DAN SEKARANG AKU SEDANG MENEMPUH S2 DI UNIVERSITAS YANG SAMA.

cerita ini baru sempat diposting, sudah berlalu 3 tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jadwal Bus Mgi Bandung-Leuwiliang dan sebaliknya

Temen2 saya sedikit berbagi mengenai Jadwal Bus Mgi dari leuwiliang menuju ke bandung ataupun bandung menuju leuwiliang. -Bus Mgi dari band...